Aku hanya ingin melihat sosok
sepasang hati bergembira. Namun, hatiku sendiri remuk dihadapan mereka. Aku hanya
ingin menjadi kuat dihadapannya. Namun, hatiku sendiri melawan egoku. Aku hanya
ingin mengambil alih hatinya. Namun, aku tak terlihat dihadapannya. Aku hanya ingin
menuntaskan semuanya. Namun, kelakuanku hanya melipat gandakannya.
Aku ingin berteriak sekerasnya
tentang kecemburuan dihadapanku. Dihadapan mereka yang tak mengerti besarnya
retak dan goresan dipikiranku, pikiran yang selalu melantunkan kata-kata
kebencian. Namun, mulut ini tak mampu melampiaskannya. Bertaruh kepada diri
sendiri sebagai seorang penanti yang tabah. Hanya mampu menanti tanpa harapan,
menunggu tanpa kepastian, menantang ego yang rapuh, bertahan dari nasihat yang
pedih. Dimana semua pilihan bertujuan agar aku seharusnya meninggalkannya.
Pikiranku menyeruak tak tahan
ingin keluar dari zona ini. Berbisik dipikiranku pertanyaan tentang kebodohan diriku
sendiri, sampai kapan aku menunggunya? Bagaimana jika penantian ini tak berbuah
apa-apa? Lantas apa yang aku lakukan selanjutnya? Menelusuri hati yang sama
dengan sebelumnya? Atau masih bertahan dengan ego?
Semua pertanyaanku sendiri tak
sanggup ku jawab dengan akurat, karena setiap waktu jawabannya pasti berubah. Semua
jawaban dipikiranku hanyalah jawaban dari ego yang bodoh, tanpa berpikir untuk
menjawab secara bijaksana. Sebijaksana saat sejuknya hatiku melihatnya lewat
bola mataku.
Kadang dirinya hadir dalam waktu
yang tak aku sangka. Hebatnya, saat dia hadir aku mendadak bijaksana. Bodohnya,
aku lupa bahwa disaat itu juga aku seharusnya menjawab pertanyaan dipikiranku
sembelumnya selagiku bijaksana dihadapannya. Aku hanya ingin menjawab dengan
cara mengugkapkan langsung dihadapanya. Namun, tak ku sangka melihatnya
membuatku lupa akan segalanya. Bahkan sampai aku lupa tujuan awalku: aku ingin
semua perasaanku dapat dirasakan olehnya. Dan aku ingin egoku bebas dari setiap
perasaan yang selalu menghantuiku tentangnya.
Sebab, aku lelah sebagai seorang
penanti.
Baper.. Tapi keren loh kata-katanya, patut diacungi jempool.
BalasHapus