Sabtu, 22 November 2014

Pergi Aja, Gafafah Kok.

“Di dunia ini gak ada yang abadi, Put.” Benak gue bicara pada diri sendiri.

Banyak suatu perpisahan yang gue rasakan dan selalu punya kesan yang harus selalu gue ingat diakhir kisah itu. Gue berharap ini gak akan terulang lagi tapi gue gak bisa melawan takdir. Gue selalu berusaha supaya gak mengulang kesalahan untuk kedua kalinya, namun gak bisa dipungkiri bahwa gue bukanlah sosok yang sempurna tanpa sebuah kesalahan.

Jujur, rasanya kecewa itu gak enak lho. Apalagi kalo gak bisa ngebuang ingatan tentang moment berharganya. Nggak tega, kayak harus buang emas ke tempat sampah. Seandainya kenangan bisa dijual gapapa deh, dapet duit.

Biarinlah, gue harus rela. Rela untuk menjauh, rela udah dibuang waktunya, rela buat gak ngobrol seru-seruan lagi, rela..wan bencana alam. Pokoknya gitu deh. Gue gak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa menyentuh satu persatu tombol di keyboard membuat serangkaian kata-kata yang menggambarkan bahwa gue kecewa tanpa bisa menyentuh dia lagi, mungkin gue bisa anggap keyboard ini adalah dia. Tapi sayang.. yang gue ketik dikeyboard malahan “<///3”. Lebay sih emang.

Hati gue kalo di ronsen (tambah lebay kan?)

Sekarang gue mau puter lagunya “Dhyo Haw - Ku Kecewa” abis itu “Slank- Ku Tak Bisa”, gue mau bikin pikiran gue selabil mungkin sampai gue dapat keputusan yang tepat.

Dulu, gue pernah ngomong ke temen “Buat apa lo memperjuangkan orang yang gak memperjuangkan lo?!” mungkin gue dulu gak ngerasain apa yang dia rasain, sekarang deh baru terasa pas gue ada di posisinya. Mulut bisa ngomong tapi hati belum tentu bisa melakukannya. Ini rasanya lebih dari Reality Show.

Waktu gue masih memelihara burung dara, gue berani untuk ngelepasnya jauh-jauh dan kembali lagi kepada gue. Sekarang yang harus gue lepas bukan hanya sekedar burung dara dan gue harus ngelepasnya jauh-jauh dengan harapan dia gak akan kembali lagi kepada gue. Karena gue belum pantas menjaganya, atau.. memeliharanya.

Gue udah males deh kayanya, hanya berputar disatu titik yang sama pada porosnya tinggal menunggu porosnya rusak terus gak bisa muter lagi (udah aneh kan gue?). Cerita ini kayaknya usai deh karena udah gak ada lagi yang saling memiliki. Cerita ini kayak film yang abis ditengah jalan, nggak happy ending, kalo diputer ulang pasti ceritanya sama aja. Bye..