Soalnya gampang, kan?
“Soalnya gampang kok, paling jawabannya yang susah.” jokes
guru yang sering gue dengar sebelum guru membagikan soal ujian. Begonya kenapa
gue selalu menanyakan pertanyaan yang sama. Dan setiap guru nge-jokes kayak
gitu benak gue selalu berkata “gak ada jawaban lain apa?!”.
Harusnya guru punya jawaban lain kek, misal:
“Soalnya gampang kok, kalo kamu gak nyari persoalan sama Saya!”
*oke, skip, gue males bahas ini.
Gue abis ujian disekolah, banyak yang bilang UAS. Ada yang
gue benci di UAS tahun ini: Setiap hari gue mengerjakan soal selalu diawas sama
guru killer. Gue yakin kalian juga ngerasain gak enaknya diawas guru killer. Bahkan
tingkat labil mengisi soal bakal meningkat ketika diawasnya. Pilihan sulit
selalu menghampiri. Contohnya, dari 40 soal hanya gue jawab 4 soal dengan yakin,
sisanya penuh keraguan. Hanya 10% jawaban yang gue yakini benar. Walaupun gue
yakin 90%nya adalah pilihan yang buruk, gue harus tetap memilihnya. Jawaban
benar atau salah, bodo deh.
Gue sadar semenjak ulangan kemarin, bahwa manusia selalu
dihadapi oleh pilihan sulit disetiap hidupnya. Betul gak sih? Malah juga ada
yang pernah bilang hidup itu pilihan.
Lebih tepatnya adalah hidup itu pilihan
sulit. Tapi apa memilih cinta juga termasuk pilihan hidup?... eh, pilihan
sulit hidup. Ya, gitu deh pokoknya. Apa menyulitkannya juga seperti diawas guru
killer untuk menjawab semua soal? Apa ini berlaku untuk persoalan cinta? Bagi gue,
ya. Karena kita gak bisa nyontek untuk mengerjakan soalnya sama seperti diawas
guru killer, jawabannya murni dari kita kita sendiri, dan kita gak tau hasil
akhirnya memuaskan atau nggak.
Kalo gue menganggapnya, guru killer sama dengan takdir
dikehidupan nyata. Jadi yang menentukan hasil persoalan cinta itu takdir. Balik
lagi ke 10% jawaban yakin benar dan 90% itu pilihan buruk. Menurut gue cinta
pun begitu...
Sekarang gue udah gak mikirin gue dapet rangking dikelas atau
nggak, karena gue udah berusaha menjawab soal. Tinggal berharap hasilnya
memuaskan. Begitupun cinta, kita udah gak mikirin apakah akan menjadi romeo dan
juliet didunia nyata, karena yang terpenting kita udah berusaha. Dan tinggal
berharap juga hasilnya memuaskan. Artinya, cinta itu gak jauh beda sama
menjawab soal ulangan, untuk bisa menjawabnya kita perlu belajar, belajar, dan
belajar. Walaupun kita udah tau bahwa belajar itu seperti bukan pilihan baik
untuk mengetahui sesuatu 2 hal ini.
Trus, gimana
mempelajarinya?
Pengalaman, pelajari setiap kesalahannya. Dan belajar untuk
mengetahui segalanya yang berkaitan dengan hal tersebut. Jangan bosan.
Ohh, sekarang gue malah langsung dihadapin pilihan sebagai
seorang pelajar: “mau mempelajari cinta
atau pelajaran sekolah?” Busett, Pilih yang mana ya? Jawabannya gak akan
dicantumin di postingan ini ahh...
Gue mau kasih motivasi biar kalian gak males belajar aja deh.
Terkadang, mencintai bukan pilihan baik, walaupun kita tau
itu adalah pilihan buruk. Tapi kita tetap memilihnya, sebab kita memilih karena
kita mencintai. Sama seperti menjawab soal ujian, sebab kita memilih karena
kita mengerti. Makanya jangan males belajar yaaa, supaya ngerti. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar