Aku ingin berkata jujur, aku
bosan. Aku bosan mengikutimu terus. Karena peranku kini amat tak berarti dalam
hidupmu: sebagai sesuatu yang mengikuti dibelakangmu. Cobalah menjadi diriku,
rasanya nggak enak.
Aku hanyalah bayangan gelap
dibelakangmu saat ada cahaya terang didepanmu. Aku tak bisa berkata apa-apa,
hanya mampu berharap dalam hati agar kamu menoleh kebelakang dan melirik
kearahku. Disitulah aku.
Aku tau bahwa cahaya yang sangat
terang kini ada didepanmu. Tapi apakah kamu tega meninggalkanku sendirian sebagai
bayangan gelapmu? Sungguh, aku takut kegelapan. Aku ingin kamu membawaku kepada
cahaya itu juga, walau cahaya itu yang berhak memilikimu. Aku ingin terus bersamamu
meskipun kamu semakin dekat dengan cahaya itu. Karena aku tau, semakin terang
cahaya yang kamu hampiri akan semakin jelas bayanganmu terlihat. Disitulah
caraku mengambil perhatianmu.
Aku tau, bayangan adalah peran
yang sangat membosankan untukku. Dia hanya berwarna hitam, gelap, tak berwarna.
Oleh sebab itu, kamu sendirilah yang mewarnai bayanganmu saat ini. Hidupku
lebih berwarna karenamu. Lebih berwarna ketika kamu mencoba mewarnainya dengan
senyuman yang tulus kamu berikan kepadaku. Itu bagaikan heroin untukku, untukku
yang selalu butuh akan senyumanmu. Sayang, apa yang sekarang aku butuhkan ini
tak ada bandarnya. Sehingga itu mengharuskanku mendapatkannya sendiri agar aku
terus bisa melayang sebagai sebuah bayangan.
Senyum itu memang sederhana kamu
berikan untukku tapi senyum itu luar biasa bagiku. Beda cara orang menikmati
sesuatu. Aku adalah salah satu penikmat senyummu. Atau aku memang hanya
satu-satunya penikmat senyummu.
Semenjak tulisan ini diketik,
sejenak menghilangkan rasa bosanku terhadapmu. Sebab aku berpikir, aku hanya
perlu menunggu waktu memberikan kesempatan padaku. Karena nanti, akan ada
masanya ketika cahaya berada dibelakangmu dan bayangan terlihat jelas
dihadapanmu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar